Senin, 25 Mei 2015

Mbah hamid pasuruhan

Terkuaknya ke-wali-an Kyai Hamid
Pasuruan dan Kisah salam Kyai Hamid
kepada ‘wali gila’ di pasar kendal
Suatu ketika seorang habaib dari Kota
Malang, ketika masih muda, yaitu Habib
Baqir Mauladdawilah (sekarang beliau masih
hidup), di ijazahi sebuah doa oleh Al
Ustadzul Imam Al Habr Al Quthb Al Habib
Abdulqadir bin Ahmad Bilfaqih (Pendiri
Pesantren Darul Hadist Malang).
Habib Abdulqadir Blf berpesan kepada
Habib Baqir untuk membaca doa tersebut
ketika akan menemui seseorang agar tahu
sejatinya orang tersebut siapa,orang atau
bukan.
Suatu saat Datanglah Habib Baqir menemui
seorang Wali min Auliya illah di daerah
Pasuruan, Jawa Timur, yang masyhur
dengan nama Mbah Hamid Pasuruan.
Ketika itu di tempat Mbah Hamid banyak
sekali orang yang soan kepada baliau,
meminta doa atau keperluan yang lain,
Setelah membaca doa tersebut kaget Habib
Baqir, ternyata orang yang terlihat seperti
Mbah Hamid sejatinya bukan Mbah Hamid,
Beliau mengatakan, “Ini bukan Mbah Hamid,
khodam ini, Mbah Hamid tidak ada disini”
kemudian Habib Baqir mencari dimanakah
sebetulnya Mbah Hamid,
Setelah bertemu dengan Mbah Hamid yang
asli, Habib Baqir bertanya kepada beliau,
“Kyai, Kyai jangan begitu, jawab Mbah
Hamid: “ada apa Bib..??” kembali Habib
Baqir melanjutkan, “kasihan orang-orang
yang meminta doa, itu doa bukan dari
panjenengan, yang mendoakan itu khodam,
Panjenengan di mana waktu itu?” Mbah
Hamid tidak menjawab, hanya diam.
Namun Mbah Hamid pernah menceritakan
masalah ini kepada Seorang Habib sepuh
(maaf, nama habib ini dirahasiakan),
Habib sepuh tersebut juga pernah bertanya
kepada beliau,
“Kyai Hamid, waktu banyak orang-orang
meminta doa kepada njenengan, yang
memberikan doa bukan njenengan,
njenengan di mana? Kok tidak ada..?”
jawab Mbah Hamid, “hehehee.. kesana
sebentar”Habib sepuh tsb semakin
penasaran, “Kesana ke mana Kyai??”
Jawab Mbah Hamid, “Kalau njenengan
pengen tahu, datanglah ke sini lagi”
Singkat cerita, habib sepuh tsb kembali
menemui Mbah Hamid, ingin tahu di
mana“tempat persembunyian” beliau,
setelah bertemu, bertanyalah Habib sepuh
tadi, “Di mana Kyai..?”
Mbah Hamid tidak menjawab, hanya
langsung memegang Habib sepuh tadi,
seketika itu, kagetlah Habib sepuh, melihat
suasana di sekitar mereka berubah menjadi
bangunan Masjid yang sangat megah, “di
mana ini Kyai..?” Tanya Habib Sepuh,
“Monggoh njenengan pirsoni piyambek niki
teng pundi..?” jawab Mbah Hamid.
Subhanalloh..!!!
Ternyata Habib Sepuh tadi di bawa oleh
Mbah Hamid mendatangi Masjidil Harom.
Habib sepuh kembali bertanya kepada Kyai
Hamid, “Kenapa njenengan memakai doa??”
Mbah Hamid kemudian menceritakan,
“Saya sudah terlanjur terkenal, saya tidak
ingin terkenal, tidak ingin muncul, hanya
ingin asyik sendirian dengan Allah, saya
sudah berusaha bersembunyi, bersembunyi
di mana saja, tapi orang-orang selalu
ramai datang kepadaku,Kemudian saya
ikhtiar menggunakan doa ini, itu yang saya
taruh di sana bukanlah khodam dari jin,
melainkan Malakul Ardli, Malaikat yang ada
di bumi, berkat doa ini, Allah Ta’ala
menyerupakan malaikatnya, dengan rupaku”.
Habib sepuh yang menyaksikan secara
langsung peristiwa tersebut, sampai
meninggalnya merahasiakan apa yang
pernah dialaminya bersama Mbah Hamid,
hanya sedikit yang di ceritakan kepada
keluarganya.
Lain waktu, ada tamu dari Kendal soan
kepada Mbah Hamid, singkat cerita, Mbah
Hamid menitipkan salam untuk si fulan bin
fulan yang kesehariannya berada di Pasar
Kendal, menitipkan salam untuk seorang
yang dianggap gila oleh masyarakat Kendal.
Fulan bin fulan kesehariannya berada di
sekitar pasar dengan pakaian dan tingkah
laku persis seperti orang gila, namun tidak
pernah mengganggu orang-orang di
sekitarnya,
Tamu tersebut bingung kenapa Mbah Hamid
sampai menitip salam untuk orang yang di
anggap gila oleh dirinya,
Tamu tsb bertanya, “Bukankah orang
tersebut adalah orang gila Kyai..??”
kemudian Mbah Hamid menjawab, “Beliau
adalah Wali Besar yang njaga Kendal,
Rohmat Allah turun, Bencana di tangkis, itu
berkat beliau, sampaikan salamku”
Kemudian setelah si tamu pulang ke Kendal,
menunggu keadaan pasar sepi,
dihampirinyalah “orang gila” yang ternyata
Shohibul Wilayah Kendal,
“Assalamu’alaikum…” sapa si tamu,
Wali tsb memandang dengan tampang
menakutkan layaknya orang gila sungguhan,
kemudian keluarlah seuntai kata dari
bibirnya dengan nada sangar,
“Wa’alaikumussalam.. ada apa..!!!”
Dengan badan agak gemetar, si tamu
memberanikan diri,
berkatalah ia, “Panjenengan dapat salam
dari Kyai Hamid Pasuruan,
Assalamu’alaikum……”Tak beberapa lama,
wali tersebut berkata,
“Wa’alaikum salam” dan berteriak dengan
nada keras,
“Kurang ajar si Hamid, aku berusaha
bersembunyi dari manusia, agar tidak
diketahui manusia, kok malah dibocor-
bocorkan”
“Ya Allah, aku tidak sanggup, kini telah ada
yang tahu siapa aku, aku mau pulang saja,
gak sanggup aku hidup di dunia”
Kemudian wali tsb membaca sebuah doa,
dan bibirnya mengucap, “LAA ILAAHA
ILLALLOH… MUHAMMADUR ROSULULLOH”
Seketika itu langsung meninggallah sang
Wali di hadapan orang yang di utus Mbah
Hamid agar menyampaikan salam, hanya si
tamulah yang meyakini bahwa orang yang di
cap sebagai orang gila oleh masyarakat
Kendal itu adalah Wali Besar, tak satupun
masyarakat yang meyakini bahwa orang
yang meninggal di pasar adl seorang Wali,
Malah si tamu juga dicap sebagai orang gila
karena meyakini si fulan bin fulan sebagai
Wali.
Subhanalloh.. begitulah para Wali-Walinya
Allah,
saking inginnya ber-asyik-asyikan hanya
dengan Allah sampai berusaha bersembunyi
dari keduniawian, tak ingin ibadahnya di
ganggu oleh orang-orang ahli dunia,
Bersembunyinya mereka memakai cara
mereka masing-masing, oleh karena itu
janganlah kita su’udzon terhadap orang-
orang di sekitar kita, jangan-jangan dia
adalah seorang Wali yang “bersembunyi”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar